Kalurahan Sawahan

Sawahan (SID) – Di tengah lesunya pasar batu akik baru-baru ini memaksa banyak pengrajin batu akik di Desa Sawahan gulung tikar. Hal ini disebabkan varietas kerajinan batu akik yang ada di Desa Sawahan terkesan monoton.

Batu akik yang ada di Desa Sawahan sebagian besar dimanfaatkan menjadi kerajinan cincin batu akik. Pada saat booming di awal tahun 2015 yang lalu memang pangsa pasar cincin batu akik begitu luar biasa, tetapi mulai akhir tahun 2015 sampai saat ini permintaan akan cincin batu akik merosot sangat drastis.

Hal tersebut menuntut pengrajin melakukan inovasi untuk mengembangkan komoditi baru kerajinan batu akik dalam memikat kembali minat pelanggan. Itu yang dilakukan Nantiyo, seorang pengrajin dari Padukuhan Plarung, Sawahan, Ponjong, Gunungkidul. Nantiyo melakukan terobosan untuk membuat variasi kerajinan batu akik. Dengan kemampuan yang dimiliki dan keterbatasan alat yang ada, Nantiyo membuat beberapa komoditi baru kerajinan batu akik, seperti ornamen, asbak, mangkok, piring buah, gelas, dan sebagainya.

Terobosannya memang memancing minat beberapa pelanggannya yang lama hilang. Saat ini Nantiyo terus berkarya untuk membuat komoditi baru tersebut dengan segala keterbatasan peralatan yang dimilikinya. Dia berharap agar ada perhatian dari Pemerintah untuk memfasilitasi alat agar terobosannya tersebut bisa terus dikembangkan dan ketahanan ekonomi terutama di sektor kerajinan batu akik bisa tercapai.

Saat ini Nantiyo memajang hasil karyanya di rumah yang berada di Plarung RT 03 RW 04. Bagi siapa saja yang berminat melihat hasil karya Nantiyo bisa datang langsung ke alamat tersebut. Lebih-lebih kepada Pemudik yang akan membawa souvenir atau oleh-oleh kerajinan batu akik. (rizkya)