Minat Bertani Masyarakat Cenderung Rendah [Opini]

Riskianto, A.Md. 02 Februari 2018 22:24:50 WIB

Sawahan (SIDA) -  Petani merupakan unsur yang sangat pokok terhadap jalannya roda kehidupan. Petani merupakan produsen pencetak pangan yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Tidak membedakan kaya miskin di kota ataupun di desa membutuhkan pangan yang dihasilkan oleh petani.

Ironisnya banyak masyarakat yang mulai meninggalkan tani. Sejak industri menguasai negara ini, banyak warga Desa yang berbondong-bondong meninggalkan desanya pindah ke kota. Mayoritas anak muda mulai meninggalkan pertanian untuk mengadu nasib di kota.

Mindset masyarakat tentang pertanian sangat buruk dimana menjadi petani seakan tidak mempunyai masa depan yang cerah. Padahal pertanian merupakan sumber utama kehidupan yang menempatkan petani sebagai produsen pangan yang tidak akan pernah lekang oleh waktu.

Selama roda kehidupan ini berjalan, jasa dari para petani selalu dibutuhkan sebagai penyedia bahan pangan. Namun demikian permasalahan pertanian juga semakin kompleks yang tentu menghambat minat bertani dari masyarakat. Mulai dari hasil yang tidak menentu, proses yang lama dan mahal, serta berbagai kendala lain seperti sulit dan mahalnya pupuk, obat-obatan, dan perawatan lainnya.

Sudah selayaknya Pemerintah memperhatikan lebih terkait dengan keberlangsungan petani agar para petani di desa utamanya dapat terbantu sehingga membuktikan bahwa masa depan petani bisa lebih baik. Berbagai teknologi pertanian serta kebijakan yang berpihak kepada para petani sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup petani yang berdampak kepada hidup kita juga. Jangan sampai tanah produsen pangan yang subur ini sia-sia karena punahnya para petanni dan berdampak terhadap krisis pangan yang bisa saja menimpa kita. Mari bersinergi menyelamatkan pertanian. “Save Petani” (rizkya).

Komentar atas Minat Bertani Masyarakat Cenderung Rendah [Opini]

suprapto 11 April 2018 10:49:31 WIB
himbuan kepada masarakatku semuanya mari kita berpikir yg cerdas era yg kita hadapi ini bukan semakin ringan maka mari kita tetap bersenergi untuk mencari solosinya bersama sama seperti pupuk,coba kita cari solosi apa yg bisa kita jadikan pengganti pupuk yg mahal itu tdi dgn kita memanfaatkan bahan yg ada di lingkungan kita,aku jga di lahirkan dari bpk ibu yg pekrjaannya petani,jga sebenarnya petani itu begitu mempunyai tabungan yg tdk bisa di anggap remeh coba mari kita fahami dgn hati yg dingin,dan pemikiran secara luas,kita tanam jagung (contoh)di dalam tiga atau empat bulan kita menunggu masa panen kita masih bisa bekerja yg bisa membuahkan tambahan ekonomi kita misalnya jualan sayuran,nah peran ini yg harus kita gali dan kita tingkatkan tuk daya saing tuk mengankat perikonomian kita,kumohon jangan hanya melihat satu sisi jadi selah"waktu yg di buang menunggu panen trus kita nongkrong"ya mana kita bisa tuk mencari nilai tambah tuk perikonomian kita. maka dari itu mari anak "kita semua kita bekali dengan sekil yg baik karakter yg bermanfaat tuk masa depannya nanti,padahal coba mari kita berkaca di kanan kiri kita tuk mencari lapangan kerja tu susah trus di tempat kita ini dah banyak pengusaha yg bisa menyerap tenaga kerja walaupun itu jadi kuli tebang,jadi kuli bangunan,dan yg lain.trima kasih'
suprapto 03 April 2018 09:14:00 WIB
selain pertaniaan juga masih banyak yg harus kita pikirkan bersama seperti halnya kerajinan2 yg ada bahanya yg kita miliki ini;yg perlu kita jadikan gagasan kedepan juga bisa utuk meningkat nilai perikonomian kita bersama kumohon janganlah patah semangat tuk mengikuti era yg sudah begitu maju tentang pemasaran2 apa hasil kita ini etah kerajinan entak bahan makanan yg sudah kita kemas siap saji itu dan yg tdak kalah penting kita harus mau tuk mencari solosi nya yg menjadi penghambat jlnnya semua itu melangkah dgn bersama dgn tujuan utk kesejahteraan kita semua .
suprapto 03 April 2018 08:58:09 WIB
itu lah yg menjadi pR,kita bersama mari kita rintis bersama karena,hasil yg kta panen itu kebanyakan msih kita jual nilai rendah karena belum bisa tuk mengelola agar bisa menjadi bahan yg siap saji maka saya harap semua warga agar siap bersaing utk meningkatkan hasil bumi terutama bidang pertanian itu..dan bagi yg muda carilah ilmu yg bisa utk kita bawa pulang yg bermanfaat bagi kita semua .apa yg ada di desa kita ini dan juga potensi apa yg harus kita kembang kan besama mari kita gali bersama sama .terima kasih .
safitri 12 Februari 2018 09:06:50 WIB
bagaimana para pemuda mau bertani?? pupuk mahal,malah sulit sekali mencari pupuk,benih mahal,juga jadang sulit menemukanya,penggarapan lahan juga relatip sulit,kita nunggu panen 3 bulan untuk palawija,dan 1 tahun untuk singkong,hasilnya,kalau kita jual,untuk jagung paling di hargai 2800-3000/kg,sedangkan untuk benihnya kita beli 65-70 rb/kg.belum pupuknya,belum pengerjaannya,bagaimana pemuda mau terjun ke pertanian,,apalagi yang namanya singkong,kita udah nunggu 1 tahun,hasilnya kalau di jual paling di hargai 1000/kg apa tidak miris kalau seperti itu,,dan untuk pemuda2,jadi petani itu mungkin pilihan terakhir bagi mereka...itulah fakta pertanian kita...

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung

Talkshow Smart FM